Mantan pemain Benfica dan legenda Portugal, Eusebio, dikenal sebagai salah satu pemain sepak bola hebat dalam sejarah bersama Pele dan Diego Maradona. Ia dikabarkan meninggal karena serangan jantung setelah selama beberapa tahun terakhir menderita gangguan jantung dan masalah pernafasan.
Eusebio adalah pencetak gol terbanyak pada Piala Dunia 1966 di Inggris, ia membawa Portugal melaju hingga semi final dan menjadi juara ketiga. Pada event tersebut, Eusebio mencetak 9 gol. Itu merupakan satu-satunya ajang Piala Dunia yang diikutinya dimana partai perempat final merupakan partai terbaiknya.
Awalnya Portugal sudah ketinggalan 3-0 atas Korea Utara, namun Eusebio menginspirasi timnya dengan mencetak 4 gol dan pada akhirnya Portugal memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 5-3.
Pada partai semi final, Portugal akhirnya dikalahkan oleh Inggris.
Ia dikenal sebagai 'Black Panther' mengingat kekuatan fisiknya serta kemampuan mumpuni untuk mencetak gol yang menjadikannya sebagai salah satu pencetak gol terbaik dunia.
Eusebio da Silva Ferreira lahir di Mozambique dan kemudian pindah ke Portugal dan bergabung dengan Benfica pada usia 18 tahun. Sebelumnya ia bermain di klub lokal, Sporting Clube de Lourenco Marques.
Dikenal bersahaja, kemampuan mengontrol bola yang sangat baik, membuat popularitasnya di Portugal meningkat cepat. Pada tahun 1964, salah satu klub Italia berminat membeli Eusebio dengan nilai yang sangat fantastis untuk ukuran waktu itu namun diktator negara Portugal, Antonio Salazar menegaskan jika Eusebio adalah aset nasional yang berarti ia tidak boleh dijual.
Bergelimang prestasi, Eusebio pensiun pada usia 37 tahun setelah mengalami serangkaian cedera lutut. Setelah pensiun, Eusebio bekerja sebagai asisten pelatih di Benfica dan menjadi duta sepak bola Portugal.
Pada tahun 1988, sebuah panelis yang terdiri atas 100 orang ahli yang berkecimpung di dunia sepak bola memilihnya untuk masuk dalam daftar 10 besar pemain sepak bola terhebat sepanjang masa.
"Lihat, hanya ada dua orang kulit hitam di dalam daftar tersebut, saya dan Pele, "kata Eusebio kala itu. "Saya menghargai itu sebagai tanggung jawab besar karena saya mewakili Afrika dan Portugal, tanah air keduaku."
Eusebio meninggalkan seorang istri, Flora, dua orang putri dan beberapa cucu.
Fans Benfica diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemain tersebut di Estadio da Luz.